Pemilik kendaraan kadang kala memaksakan berkendara meski kondisi ban
mobilnya sudah mulai rusak. Akibatnya, sering terjadi insiden yang
seringkali berujung maut. Nah, agar tak mengalami kejadian tersebut, ada
baiknya mengenal kerusakan ban yang sering terjadi.
Pada booklet
perawaan ban dari Toyota, ada empat kerusakan ban yang sering terjadi.
Kerusakan pertama adalah shock casing break up. Kerusakaan ini ditandai
dengan bagian dinding ban yang menggelembung. Penyebabnya karena ban
terbentur dengan keras saat melintasi jalan rusak.
Selanjutnya
kerusakan pada kawat bead ban saat diisi tekanan angin berlebih.
Kerusakan ini disebabkan oleh kesalahan dalam pemasangan dan pelepasan
ban dari pelek.
Ada pula kerusakan yang disebabkan oleh tusukan
benda tajam atau keras di dinding ban. Akibatnya tentu saja ban tubeless
tak lagi dapat dipakai.
Dan yang terakhir, waspadai kerusakan
ban akibat kurangnya tekanan angin. Hal inilah yang paling sering
ditemui oleh pengguna kendaraan. Dan akibat dari kurangnya tekanan angin
pada ban diantaranya adalah dinding ban yang terkikis, dan membuat
keausan ban yang tidak merata.
Hati-hati dalam mencuci Ban
Meski terlihat mudah, tapi ketika membersihkan ban, ada yang perlu
diperhatikan. Ada baiknya bersihkan batu kerikil yang terjepit di antara
celah kembangan ban. Caranya adalah dengan cara mencongkelnya atau
mengambil langsung dengan tangan.
“Untuk dinding ban agar lebih
berhati-hati saat membersihkannya, mengingat dinding pelek kerap
terkena sikat yang bisa menimbulkan baret,” jelas Danny Sawali. Masih
menurut praktisi car care ini, ada baiknya menggunakan ukuran sikat
lebih kecil dari ketebalan profil ban. “Arah sikat juga sejajar dengan
radius lingkaran ban,” bilangnya lagi.
Nah, yang terakhir adalah
mengurangi penggunaan semir ban dengan silicon oplosan karena beresiko
membuat ban jadi lebih cepat getas. “Terutama untuk mobil yang disimpan
dengan waktu lama atau jarang dipakai,” bilang Danny lagi. (mobil.otomotifnet.com)