Kita sering kali mengganti oli hanya dengan melihat seberapa jauh
daya tempuh yang tertera dalam kemasan, seperti dituliskan oleh pihak
pabrik.
Jika daya tempuh satu produk oli, misalnya untuk sepeda
motor, tertulis 3.000 km, maka kita akan menggantinya ketika jarak
tempuh sudah 2.500 km, atau bahkan sampai angka 3.000 km.
Ada
perhitungan tersendiri yang bisa dijadikan semacam patokan. Ini untuk
mengantisipasi "kerugian" daya tempuh oli, apalagi jika kita tinggal di
daerah dengan arus lalu lintas padat dan macet.
"Realitasnya
rata-rata kecepatan sepeda motor itu adalah 30 km/jam. Kalau terjebak
macet secara total dua jam, maka ada ekstra tambahan 60 km setiap hari.
Bekerja 20 hari-25 hari dalam sebulan, berarti sudah ketambahan 60 km x
25 hari atau 1.500 km," urai Tri Yuswidjajanto dari Laboratorium Motor
Bakar dan Sistem Propulsi Institut Teknologi Bandung (ITB).
Jadi,
ketika pengguna memakai oli dengan standar pabrik 4.000 km, sebenarnya
oli sudah dipakai, perhitungannya 4.000 km + 1.500 km = 5.500 km.
Sumber: Otosia.com