Problem Mobil Penguras Kantong

Problem Mobil Penguras Kantong

Tanpa disadari, mobil kesayangan yang setia menemani selama perjalanan, sewaktu-waktu bisa juga ‘jebol’ bila minim perawatan. Bukan semata-mata karena kecelakaan atau musibah, tetapi karena hal kecil sekalipun bisa memicu kerusakan dan bikin bangkrut.  Apalagi hal ini berpotensi tidak di cover asuransi. Hiiii syerem...

“Untuk beberapa komponen slow moving parts memang punya banderol tinggi,” jelas Novi Feryanto, kepala bengkel Tunas Toyota Cawang, Jaktim.

Kalau mau tahu perangkat apa saja yang bisa bikin pemiliknya kudu merogoh kocek dalam-dalam, simak tabel di bawah ini.

Estimasi biaya mulai dari Rp 7 hingga 30 juta bakal terbayang lantaran mobil salah penanganan, minim perawatan atau kurang peka dengan kondisi mobil.

Mimpi buruk pun bisa datang di siang hari.

T
urboCharger  (Rp 9-20 juta)

Banyak besutan yang sudah dilengkapi rumah keong alias turbocharger. Khususnya, mobil bermesin diesel seperti Isuzu Panther atau Ford Everest.

Untuk mesin diesel, perangkat turbo memiliki dua fungsi penting. Sebagai penambah torsi (performa) sekaligus untuk menekan angka konsumsi solar.

Namun karena kinreja yang luar biasa, menuntut pelumasan yang ciamik agar daya tahan bisa lama. Kerap pemilik mobil lupa kalau turbo bisa macet atau rontok karena pelumasan yang jelek.

Untuk beberapa tipe memang bisa dieprbaiki alias overhaul. Tetapi sebagian lagi tidak. Dengan kata lain harus beli baru dengan banderol harga antara Rp 10-13 juta.Beberapa turbo langka seperti milik Toyota Land Cruiser VX atau VX-R bisa mencapai Rp 20 jutaan karena harus inden dari Jepang.

Overhaul Matik (Rp 12-15 juta)

Girbok pintar yang bisa mengatur perpindahan gigi dengan membaca putaran mesin ini, tak bikin kaki kiri pegal karena tak perlu injak kopling.

Namun pemilik mobil tak boleh lupa. Teknologi canggih yang ditawarkan produsen mobil ini memiliki biaya perawatan lebih tinggi ketimbang versi girbok manual.

Apalagi kalau sampai lalai merawat dan berbuntut kerusakan parah. “Akibat sil bocor sehingga oli matik habis bisa membuat kopling basah dan pelat gesek menjadi gosong,” terang Apendi, kepala bengkel Suzuki Kebon Jeruk, Jakarta.

Kalau sampai perlu overhaul transmisi matik, biayanya bisa mencapai Rp 7-12 juta. “Bicara tidak mengganti gigi rasio 1,2,3,4 dan bukan mobil premium,” papar Apendi lagi.Artinya, banderol harga ini untuk mobil kelas menengah sekelas Suzuki Swift atau Toyota Yaris.

Kompresor Ac (Rp 3-8 Juta)

Tak ada mobil yang tak butuh penyejuk ruangan alias AC. Saat udara panas atau hujan lebat, pengemudi butuh AC karena bisa membantu proses menyetir.

Bahkan, kompresor AC menjadi andalan yang terus bekerja layaknya mesin mobil itu sendiri. “Bila perlu pasang AC non-stop selama melakukan perjalanan,” jelas Mamat dari Lin Karya AC di bilangan Meruya, Jakbar.

Untuk beberapa AC memang bisa diservis dengan daya tahan tertentu. Tetapi kalau harus sampai beli kompresor baru karena yang lama sudah afkir, bisa mencapai Rp 2-4 juta. Sedang  kelas big sedan macam Camry

“Banderol ini hanya untuk kompresor, jadi belum termasuk peranti lain seperti kondensor, dryer, evaporator atau ekspansi,” jelas Mamat lagi.

Gardan (Rp 7-8 Juta)

Salah satu bagian dari drive train yang jarang diperhatikan pemilik mobil. Tetapi kalau sampai jebol akibat kurang oli karena sil as roda bocor atau salah memakai pelumas, bisa merontokkan gigi satelit dan final gear (crown wheel dan pinion gear). Kalau sudah bicara mobil Eropa seperti Mercedes-Benz atau BMW, bisa bikin runyam keuangan.

Sebagai ilustrasi saja, final gear assembly Toyota Avanza dibanderol sekitar Rp 8 juta bila sampai rontok. Itu belum termasuk as roda. Indikasinya bisa lewat bunyi dengung saat kecepatan tinggi.

Ini lantaran modul pertemuan antar gigi sudah memiliki spelling atau gap terlalu besar. Meski bisa diakali dengan pelumas gardan berviskositas tinggi, tetapi bukan solusi tepat.  (mobil.otomotifnet.com)